Rabu, 05 April 2017

Pokok Pemikiran Rene Descartes

Rene Descartes dikenal sebagai filsafat pada zaman modern. Beliau lahir di La Haye Totiraine, Prancis pada tanggal 31 Maret 1596 M.
Corak pemikiran rasional merupakan kontribusi beliau yang diberikan kepada dunia, selain itu beliau juga mempunyai karya karya yang lain yaitu buku yang berjudul Dicours de la Methode (1637) dan Meditations de Prima Philoshopia (1642).
Didalam karya karyanya tersebut beliau menuangkan metodenya yang terkenal yaitu Cogito ero sum  aku berpikir maka aku ada atau metode keraguan beliau menggunkan metode analisitis kristis melalui keraguan (skeptis) dengan penyangsian.
Berikut ini adalah pokok-pokok pemikiran Rene Descartes
Cogito ero sum atau yang lebih dikenal dengan “aku berfikir maka aku ada” merupakan pemikiran yang ia hasilkan melalui sebuah meditasi keraguan yang mana pada awalnya beliau digeliskahkan oleh ketidakpastian pemikiran skolasik dalam menghadapi hasil hasil ilmu positif renaissance.  Cogito dimulai dari metode penyangsian, Cogito
dimulai dari metode penyangsian. Metode penyangsian ini dijalankan seradikal mungkin. Oleh karenanya kesangsian ini harus meliputi seluruh pengetahuan yang dimiliki, termasuk juga kebenaran-kebenaran yang sampai kini dianggap pasti (misalnya bahwa ada suatu dunia material, bahwa saya mempunyai tubuh, bahwa tuhan ada)
Kalau terdapat suatu kebenaran yang tahan dalam kasangsian yang radikal itu, maka itulah kebenaran yang sama sekali pasti dan harus dijadikan fundamen bagi seluruh ilmu  pengetahuan. Dan Descartes tidak dapat meragukan bahwa ia sedang berfikir. Maka, Cogito ergo sum: saya yang sedang menyangsikan,ada. Itulah kebenaran yang tidak dapat disangkal, betapa pun besar usahaku. Apa sebab kebenaran ini bersifat sama sekali pasti? Karena saya mengerti itu dengan  jelas dan terpilah-pilah
. Jadi, hanya yang saya mengerti dengan jelas dan terpilah-pilah harus diterima sebagai benar. Itulah norma untuk menentukan kebenaran.
Cogito Ergo sum,
aku berfikir, jadi aku ada. Tahapan metode Descartes itu dapat diringkas sebagai  berikut


 2.
Ide-ide bawaan Karena kesaksian apa pun dari luar tidak dapar dipercayai, maka menurut Descartes saya mesti mencari kebenaran-kebenaran dalam diri saya dangan menggunakan norma tadi. Kalau metode dilangsungkan demikian,apakah hasilnya? Descartes berpendapat bahwa dalam diri saya terutama dapat ditemukan tiga ―ide bawaan
Ketiga ini yang sudah ada dalam diri saya sejak saya lahir msing-masing ialah pemikiran, Tuhan, dan keluasan. a.

Pemikiran Sebab saya memahami diri saya sebagai makhluk yang berfikir, harus diterima juga  bahwa pemikiran merupakan hakikat saya.  b.

Tuhan sebagai wujud yang sama sekali sempurna Karena saya mempunyai
ide sempurna
, mesti ada suatu penyebab sempuna untuk ide itu karena akibat tidak bisa melebihi penyebabnya. Wujud yang sempurna itu tidak lain daripada Tuhan. c.

Keluasan Materi sebagai keluasan atau ekstensi (extension), sebagaimana hal itu dilukiskan dan dipelajari oleh ahli-ahli ilmu ukur.
Substansi Descartes menyimpulkan bahwa selain Tuhan, ada dua subtansi:
 Pertama,
 jiwa yang hakikatnya adalah pemikiran.
 Kedua,
 materi yang hakikatny adalah keluasan. Akan tetapi, karena Descartes telah menyangsikan adanya dunia di luar aku, ia mengalami banyak kesulitan untuk memebuktikan keberadaannya. Bagi Descartes, satu-satunya alasan untuk menerima adanya dunia materiil ialah bahwa Tuhan akan menipu saya kalau sekiranya ia memberi saya
ide keluasan,
 sedangkan di luar tidak ada sesuatu pun yang sesuai dengannya. Dengan dmikian, keberadaan yang sempurna yang ada di luar saya tidak akan menemui saya, artinya ada dunia materiil lain yang keberadaannya tidak diragukan, bahkan sempurna
Manusia Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas. Manusia terdiri dari dua substansi: jiwa dan tubuh. Jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan. Sebenarnya, tubuh tidak lain dari suatu mesin yang dijalankan oleh jiwa. Karena setiap substansi yang satu sama sekali terpisah dari substansi yang lain, sudah nyata bahwa Descartes menganut suatu dualisme tentang manusia. Itulah sebabnya, Descartes mempunyai banyak kesulitan untuk mengartikan pengaruh tubuh atas jiwa dan sebaliknya, pengaruh jiwa atas tubuh. Satu kali ia mengatakan bahwa kontak antara tubuh dan jiwa berlangsung dalam




sumber : 
https://www.academia.edu/7411507/Tokoh_Filsafat_Modern_Rene_Descartes_Cogito_Ergo_Sum

http://www.biography.com/people/ren-descartes-37613

Tidak ada komentar:

Posting Komentar