Kamis, 27 April 2017

Pemikiran Schopenhauer

Siapa sih Arthur Schopenhauer itu ?
ingin lebih mengenalnya ? silahkan klik disini

Mohon maaf karena sekarang saya hanya akan mengomentari tentang kehidupan Schopenhauer dan peimikirannya jadi untuk kehidupannya silahkan baca sendiri yaaaa !!
Terima kasih.

Arthur Schopenhauer memunyai masa lalu yang sangat sedih dimana ia harus mengetahui bahwa ayahnya bunuh diri. Dia adalah seorang bujang kaya raya tapi hidup tidak tenang karena dia selalu mengkawtirkan, dan hidup selalu dalam ketakutan sehingga disaat tidur dia selalu membawa pistol dan satu lagi dia tidak suka dengan banyak orang sehingga dia tidak menikah walaupun pernah jatuh cinta.

meskipun seperti itu, tetapi dia mempunyai pemikiran yang bisa dibilang tidak lah kecil yaitu:
Arthur Schopenhauer merupakan salah satu filsuf yang memberikan ide tentang filsafat seni/estetika yang berpengaruh pada abad ke-18. Dalam perkembangan filsafat, 
Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan Buddha. Pemikiran Kant nampak di dalam pandangan Schopenhauer tentang dunia sebagai ide dan kehendak. Schopenhauer mengembangkan pemikiran Immanuel Kant tersebut dengan menyatakan bahwa benda pada dirinya sendiri itu bisa diketahui, yakni “kehendak”. Filsafat Schopenhauer hadir sebagai suatu reaksi terhadap filsafat Hegel. Dalam Hegel masih ditemui suatu optimisme rasional; segala ‘Ada’ akhirnya bersifat rasional, bermakna dan dapat dimengerti. Schopenhauer berbeda dalam hal rasionalitas dan kebermaknaan Ada tersebut; dasar ada tidak lagi rasional, melainkan irasional, dan tidak berbentuk kesadaran melainkan ketidaksadaran. Karya utama Schopenhauer, yang membuatnya terkenal, “Die Welt als Wille und Vorstellung” (Dunia sebagai Kehendak dan Presentasi) bermula dengan penilaian tentang hakekat dan batas-batas pemahaman, tetapi tidak dengan pernyataan-pernyataan dogmatis tentang prinsip-prinsip metafisika.
Ia mempengaruhi beberapa filsuf dengan pemikirannya. Bahkan, Hittler mengaguminya. Menurut Schopenhauer, dunia ini adalah representasi ide atau pemikiran kita. Realitas adalah kehendak itu sendiri. Akan tetapi, kehendak itulah sumber penderitaan manusia. Untuk melepaskan diri dari penderitaan, menurut Schopenhauer, kita harus menghilangkan kehendak egoistik, menyerah kepada kosmik, dan menolong sebanyak mungkin orang. Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat. Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan paham filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu amat besar. Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut. Pemikiran Arthur Schopenhauer berikut ini, antara lain:

1)     Dunia Sebagai Ide/Gambaran
Schopenhauer melihat dirinya sebagai bocah yang merevolusi Kant’s Copernican, sendirian membawa proyek masternya ke kesimpulan logika. Kant mempunyai argumen bahwa ada sebuah epistemic distingsi di antara dunia yang telah kita alami, dunia yang kelihatannya, dan dunia yang sebenarnya. Kita semua ide atau representasi. “Dunia adalah representasi saya,” tulis Schopenhauer. Schopenhauer membuka buku The World as Will and Representation-nya dengan kalimat, “The World is my idea”. Menurut Schopenhauer, benda yang dapat kita kenal adalah gambaran representasinya.

2)     Kehendak Hidup
Menurut Schopenhauer, ada dua aspek: di luar, yakni representasi, dan di dalam, yakni kehendak. Dunia adalah gambaran/kehendak. Kehendak adalah esensi dari kehidupan ini, kita hanya dapat mengenal dunia sesuai penampilannya kepada kita. Untuk dapat mengenal dunia, kita tidak mempunyai jalan masuk ke sana. Hanya ada satu pintu dan pintu itu adalah kehendak. Menurut Schopenhauer, kehendak itu bisa dimanifestasikan sebagai tubuh kita. Jadi, kita melihat representasi dunia dengan tubuh kita. Sebelum kita melangkah kepada pembahasan yang lebih jauh, terlebih dahulu kita melihat apa yang melatar belakangi pemikiran tersebut.
Di belakang pemikiran Schopenhauer, dapat kita temukan pemikiran Plato dan Immanuel Kant. Pengaruh Plato tampak pada pandangannya (thing in it- self) , dan Schopenhauer memahaminya sebagai sumber ide. Sedangkan, pengaruh Immanuel Kant dapat dilihat dalam pandangannya dalam dua dunia, yakni dunia noumenal dan fenomenal.  Dari pandangan mengenai pemahaman dunia itu, ada baiknya membahas dunia sebagai ide dan dunia sebagai kehendak.

1.      The world is my idea merupakan kata pembuka dari karya besar Schopenhauer. The world as will and the world is idea. Maksud dari kalimat tersebut dapat dimengerti sangat “berbau”  kantian. Dalam kalimat tersebut, Schopenhauer menegaskan bahwa dunia eksternal yaitu dunia fenomenal, Hanya dapat diketahui melalui sensasi-sensasi atau ide-ide yang dapat kita terima. Disini dapat kita lihat bahwa peran subjek sangat dominan dalam pandangan Schopenhauer mengenai pengetahuan. Hal tersebut tentu dapat dipahami sebagai sebuah penolakan terhadap Dalam matrealisme kenyataan direduksi menjadi materi saja. Dengan menyatakan demikian, Schopenhauer menyangkal matrealisme. Bagaimana orang dapat menjelaskan bahwa pikiran merupakan hasil dari materi, jika kita mengetahui materi dari pikiran. Jika kita mengetahui materi dari pikiran?, Materi tidak pernah berdiri sendiri. Subjek memiliki otoritas atas materi. Tidak akan ada objek tanpa subjek, segala pengetahuan yang terdapat didunia ini merupakan konstruksi subjek. Melalui mata subjek melihat, melalui tangan ia meraba, dan melalui pengertiannya ia mengetahui. Dunia ide tak lebih hanyalah sensasi-sensasi belaka. Mereka tidak akan pernah berdiri sendiri tanpa adanya subjek yang mempersepsi. Dalam hal ini. bagi Schopenhauer dalam menyelidiki sesuatu yang benarnya, yang ditemukan hanyalah: kesan-kesan dan nama-nama. Jadi, dalam dunia fenomenal kenyataan merupakan objek dalam relasinya dengan subjek. Sebuah persepsi dari subjek yang mempersepsi, dengan kata lain dapat menyebutnya dengan Semu.


3)     Keselamatan dari Penderitaan Eksistensi
Bagi Schopenhauer, realitas adalah kehendak itu sendiri spiritual, bukan material – tetapi kehendak adalah penderitaan. Manusia terus-menerus berkehendak, terus berpindah dari kehendak satu ke kehendak yang lain. Menurut Schopenhauer, jalan keselamatan adalah Hindu. Penolakan terhadap nafsu, menghilangkan kehendak, membebaskan manusia dari ilusi dan penderitaan. Solusi dari permasalahan penderitaan ini adalah menghilangkan egoistis kehendak dan menyerah kepada kosmik. Estetika yang dikemukakan oleh Schopenhauer merupakan jalan keluar dari penderitaan, walaupun sifatnya hanya sementara. Penderitaan dalam hidup bisa disembuhkan oleh seni. Manusia yang hidup dalam keadaan patologis, dapat diangkat oleh keindahan seni. Schopenhauer menyebut seni-seni yang dapat mengatasi problem ini, seperti arsitektur, seni lukis, seni pahat atau patung, puisi dan musik. Dan, ia sangat meninggikan seni musik dalam filsafat Kehendaknya. Musik menjadi puncak dari segala bentuk seni yang lain.

4)     Moralitas
Menurut Schopenhauer, pada dasarnya manusia itu egois. Egoisme itulah yang melahirkan penderitaan. Untuk menghilangkan penderitaan itulah manusia harus melepaskan egoismenya, melepaskan diri dari kehendak, dan jalan moralitas adalah salah satu jalan pelepasan kehendak. Manusia harus melepaskan egoismenya dan menolong orang sebanyak yang dia mampu. Tampaknya Schopenhauer sangat terpengaruh oleh agama Hindu.

5)     Schopenhauer, Seks, dan Psikoanalisis
Bagi Schopenhauer, seks adalah “penegasan terhadap kehendak yang paling kuat. Itu kehendak hidupnya yang final dan tujuannya yang paling tinggi”. Oleh karena itu Schopenhauer memandang kelamin sebagai “fokus yang riil dalam kehendak”.

Dalam buku  karya Kumara Ari Yuana: 100 tokoh filsuf Barat abad 6 sampai abad ke-21, Schopenhauer dianggap berjasa karena  mempopulerkan pikiran Immanuel Kant dengan kombinasi unsur Filsafat Timur. Sifat uniknya adalah ia selalu melihat orang lain dengan curiga dan sinis serta kesan umum atas hidup adalah Pesimistik yang tak tergantikan. Hal tersebut tidak menjadikan Ia kehilangan rasa nikmat di dalam banyak hal, antara lain: musik, makanan, anggur, perjalanan, dan tamasya. Ketika merasa bosan, ia akan terlihat gembira dan hidup. Gaya tulisannya mempengaruhi pemikiran Friedrich Nietzsche dan Max Schler serta aliran “filsafat hidup”.

Sumber :
http://astitriyatni.weblog.esaunggul.ac.id/2015/04/15/biografi-dan-pemikiran-arthur-schopenhauer/
http://www.iep.utm.edu/schopenh/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar